Ilmu
Budaya Dasar, dalam bahasa Inggris disebut Basic Humanities merupakan
pengetahuan yang diharapkan dapat memberi pengetahuan dasar dan umum tentang
konsep-konsep yang dapat digunakan untuk mengkaji maalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Masalah manusia tidak dapat dipisahkan dari masalah budaya atau
pengetahuan budaya yang juga disebut sebagai humaniora. Humaniora
adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan membuat manusia menjadi lebih manusiawi
(humanior), dalam pengertian manusia lebih berbudaya.
A.
PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar
adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
IBD termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar menegmukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu :
IBD termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar menegmukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu :
1.
Ilmu-ilmu Alamiah (Natural
Science)
Bertujuan mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal
itu digunakan metode ilmiah. Caranya dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan. Yang termasuk ilmu-ilmu alamiah yaitu fisika, kimia,
astronomi, kedokteran, biologi. Hasil penelitiannya 100% benar dan 100% salah.
2.
Ilmu-ilmu Sosial (Social
Science)
Bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-0keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Digunakan
metode alamiah pula dalam hal ini. Yang termasuk ilmu-ilmu sosial yaitu ilmu
politik, ekonomi, sosiologi, psikologi, demografi, dsb. Hasil penelitiannya
tidak mungkin 100% benar.
3.
Pengetahuan Budaya (The
Humanities)
Bertujuan untuk memahami dan mencari
arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu
digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan
yang bersifat unik, lalu diberi arti.
Pengetahuan budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian seni dan filsafat. Sedangkan IBD (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dari memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Pengetahuan budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian seni dan filsafat. Sedangkan IBD (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dari memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
B. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Ilmu Budaya Dasar
bertujuan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas
wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik
yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya
sendiri.
Sebagaimana dikemukakan di atas, penyajian Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji msalah-masalah manusia dan kebudayaan, Dengan demikian jelas bahwa matakuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik seorang pakar dalam salah satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. dalam pengetahuan budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan.kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.Dan bahwa dalam masyarakat yang berkabung semakin Cepat dan rumit ini, mahasiswa harus mcngalami pergeseran nilai-nilai yang , mungkin sekali dapat membuatnya masa bodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya dimiliki oleh seorang terpelajar. Bagaimanapun juga, mahasiswa adalah orang-orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa saja yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu ia perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak langsung Budaya Dasar akan membantu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.Berpijak dari hal di atas, tujuan matakuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bidang menjangkau tujuan tersebut di atas.
Sebagaimana dikemukakan di atas, penyajian Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji msalah-masalah manusia dan kebudayaan, Dengan demikian jelas bahwa matakuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik seorang pakar dalam salah satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. dalam pengetahuan budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan.kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.Dan bahwa dalam masyarakat yang berkabung semakin Cepat dan rumit ini, mahasiswa harus mcngalami pergeseran nilai-nilai yang , mungkin sekali dapat membuatnya masa bodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya dimiliki oleh seorang terpelajar. Bagaimanapun juga, mahasiswa adalah orang-orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa saja yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu ia perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak langsung Budaya Dasar akan membantu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.Berpijak dari hal di atas, tujuan matakuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bidang menjangkau tujuan tersebut di atas.
C. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI
BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM
Ilmu
Budaya Dasar termasuk salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum
(MKDU). Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan sarjana yang berkualifikasi
sebagai berikut :
· Berjiwa Pancasila sehingga
segala keputusan serta tndakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pancasila
dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan
nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
· Takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki
tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
· Memiliki wawasan komprehensif
dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan baik social,
ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.
· Memiliki wawasan budaya yang
luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan
serta didalam pelestariannya.
D. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA
DASAR
Dua
masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, yaitu :
· Berbagai aspek kehidupan yang
seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya (the humanities),
baik dari segi masing-masing
keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
·
Hakekat manusia yang satu atau universal,
akan tetapi yang beranekaragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan
menghadapi lingkungan alam, sosial, dan
budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi juga ketidakseragaman yang
diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana
yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan,
pikiran, perasaan, tingkah laku, dan
hasil kelakuan mereka.
Manusia
menempati posisi sentral sebagai objek pengkajian dalam mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar. Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
·
Manusia dan cinta kasih
·
Manusia dan keindahan
·
Manusia dan penderitaan
·
Manusia dan keadilan
·
Manusia dan pandangan hidup
·
Manusia dan tanggung jawab serta
pengabdian
·
Manusia dan kegelisahan
·
Manusia dan harapan
Sumber:
Hubungan Antara Manusia & Kebudayaan
A.
Pengertian Manusia
Secara
bahasa manusia berasal dari kata“manu” (Sansekerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi
atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain)...
Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam
hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living
organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan
secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial),
maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan
kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang
dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap
manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination)
dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat
untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Oleh
karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri
B. Pengertian Budaya
Kata
budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan
rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan,
yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi
yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di
istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam
bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan,
menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini
berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.
Definisi
budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli
berbagai ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya
sebagai berikut:
1.
E.B. Taylor: 1871 berpendapat
bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan
kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
2.
Linton: 1940, mengartikan
budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang
merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat
tertentu.
3.
Kluckhohn dan Kelly: 1945
berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang tercipta secara
historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada
pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia
4.
Koentjaraningrat: 1979 yang
mengatikan budaya dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Berdasarkan
definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal
terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia
dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.
Dari
kerangka tersebut diatas tampak jelas benang merah yang menghubungkan antara
pendidikan dan kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar yang
merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan.
Selain
itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :
1.
wujud pikiran, gagasan,
ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan
ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di
tempat kebudayaan itu hidup;
2.
aktifitas kelakuan berpola
manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas
manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang
lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat
kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret;
3.
Wujud fisik, merupakan seluruh
total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.
1. Budaya sebagai sistem
gagasan
Budaya
sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto,
karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila
gagasan itu dituliskan dalam karangan buku.
Budaya
sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan
berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya
berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang
kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya
yang kita sebut sebagai nilai budaya.
Jadi,
nilai budaya adalah “gagasan” yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku
manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita
rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan
dalam bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan
antara manusia sebagai individu lainnya maupun dengan kelompok dan
lingkungannya.
2. Perwujudan kebudayaan
JJ.
Hogman dalam bukunya “The World of Man” membagi budaya dalam tiga wujud yaitu:
ideas, activities, dan artifacts. Sedangkan Koencaraningrat, dalam buku
“Pengantar Antropologi” menggolongkan wujud budaya menjadi:
·
Sebagai suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
·
Sebagai suatu kompleks
aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
·
Sebagai benda-benda hasil karya
manusia
Berdasarkan
penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi dua,
yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.
1.
Budaya yang Bersifat Abstrak
Budaya
yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya
terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan
cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari
kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi
manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.
2.
Budaya yang Bersifat konkret
Wujud
budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas
manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau
diphoto.
Koencaraningrat
menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:
perilaku, bahasa dan materi.
a.
Perilaku
Perilaku
adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap
perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern
of behavior) masyarakatnya.
b.
Bahasa
Bahasa
adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan
ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab
paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti
sekarang ini adalah pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir
dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan
ada.
c.
Materi
Budaya
materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi
misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi,
dan alat transportasi.
Unsur-unsur
materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar
adalah sebagai berikut:
1.
Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya.
2.
Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil
3.
Kompleks budaya, gabungan dari beberapa items dan trait
4.
Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan
dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh
(culture universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui
discovery (penemuan atau usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).
ISI
(SUBSTANSI) UTAMA BUDAYA
Substansi
utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi,
dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah sistem pengetahuan,
nilai, dan pandangan hidup.
1.
Sistem Pengetahuan
Para
ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia memiliki sistem
pengetahuan tentang:
-
Alam sekitar
- Alam flora dan fauna
-
Zat-zat manusia
-
Sifat-sifat dan tingkah laku
sesama manusia
-
Ruang dan waktu.
Unsur-usur
dalam pengetahuan inilah yang sebenarnya menjadi materi pokok dalam dunia
pendidikan di seluruh dunia.
2.
Nilai
Menilai
berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Keputusan nilai dapat menentukan sesuatu berguna atau tidak berguna, benar atau
salah, baik atau buruk, religius atau sekuler, sehubungan dengan cipta, rasa dan
karsa manusia.
Sesuatu
dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah
(nilai estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). Prof.
Dr. Notonagoro membagi nilai menjadi tiga bagian yaitu:
-
Nilai material, yaitu segala
sesuatu (materi) yang berguna bagi manusia.
-
Nilai vital, yaitu segala
sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas
-
Nilai kerohanian, yaitu segala
sesuatu yang bisa berguna bagi rohani manusia.
3.
Pandangan Hidup
Pandangan
hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih
secara selektif oleh individu, kelompok atau suatu bangsa. Pandangan hidup
suatu bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu
sendiri, yang diyakini kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa itu
untuk mewujudkannya.
MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Dari
penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna
bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab
untuk mengelola bumi. Karena manusia diciptakan untuk menjadi khalifah,
sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Baqarah: 30
Artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Oleh
karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kekhalifahannya disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki.
Masalah moral adalah yang terpenting, karena sebagaimana Syauqi Bey katakan:
إنّما
الأمم الأخلاق مابقيت فإنهمو ذهبت أخلاقهم ذهبوا
Artinya:
“Kekalnya suatu bangsa ialah selama akhlaknya kekal, jika akhlaknya sudah
lenyap, musnah pulalah bangsa itu”..
Akhlak
dalam syair di atas menjadi penyebab punahnya suatu bangsa, dikarenakan jika
akhlak suatu bangsa sudah terabaikan, maka peradaban dan budaya bangsa tersebut
akan hancur dengan sendirinya. Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang
berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya dan
industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu
kesinambungan yang saling bersinergi, sebagaimana dilukiskan dalam bagan
berikut:
Hommes
mengemukakan bahwa, informasi IPTEK yang bersumber dari sesuatu masyarakat lain
tak dapat lepas dari landasan budaya masyarakat yang membentuk informasi
tersebut. Karenanya di tiap informasi IPTEK selalu terkandung isyarat-isyarat
budaya masyarakat asalnya. Selanjutnya dikemukakan juga bahwa, karena
perbedaan-perbedaan tata nilai budaya dari masyarakat pengguna dan masyarakat
asal teknologinya, isyarat-isyarat tersebut dapat diartikan lain oleh
masyarakat penerimanya.
Disinilah
peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk
dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT melalui alam
ini. Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu kebudayaan
yang bermartabat dan bernilai tinggi. Namun perlu digarisbawahi bahwa setiap
kebudayaan akan bernilai tatkala manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan
norma-norma yang ada sesuai dengan tata aturan agama
·
HAKIKAT MANUSIA
1. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai salah
satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah
materi yang dapat dilihat,di raba,di rasa, wujudnya kongrit tetapi tidak abadi.Jika
manusia
meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh tidak dapat
dilihat,tidak dapat di raba, sifatnya abstrak tetapi abadi.jika manusia
meninggal jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan.
2.
Mahluk ciptaan Tuhan yang
paling sempurna, jika di bandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal,perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat di manusia ataupun binatang, perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal,perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat di manusia ataupun binatang, perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
a.
Perasaan intelektual, yaitu
petasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
b.
Perasaan estetis, yaitu
perasaan yang berkenan dengan keindahan.
c.
Perasaan etis, yaitu perasaan
yang berkenaan dengan kebaikan.
d.
Perasaan diri, yaitu perasaan
yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
e.
Perasaan sosial, yaitu perasaan
yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut
merasakan kehidupan orang lain.
f.
Perasaan religious, yaitu
perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Adanya kehendak dari
setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral.
3.
Mahluk biokultural, yaitu
mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi
faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat di
pelajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian,
ekonomi, perkakas, bahasa dan sebagainya.
4.
Mahluk ciptaan Tuhan yang
terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena
kemampuan bekerja dan berkarya Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor
ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit
adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi).
Hidup manusia mempunyai
tiga syaraf, yaitu estetis, etis dan religius.
·
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Adanya perbedaan wujud kebudayaan antara satu budaya dengan budaya lain disebabkan karena dalam masyarakat terdiri atas berbagai unsure, baik yang besar maupun yang kecil yang membentuk satu kesatuan. Ada banyak pendapat tentang unsure-unsur yang membentuk satu kebudayaan.
1. Melville J.
Herskovits, unsur-unsur kebudayaan terdiri atas sebagai berikut:
· Alat-alat teknologi
· System ekonomi
· Keluarga
· Kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski
menyebutkan unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut :
· System norma-norma yang memungkinkan
kerjasama antar anggota masyarakat agar menguasai alam sekelilingnya.
· Organisasi ekonomi
· Alat-alat dan
lembaga-lembaga atau petugas-[etugas untuk pendidikan, perlu diingat bahwa
keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama
· Organisas kekuatan
3. C. Kluckhohn
berpendapat bahwa terdapat tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal
(cultural universal) artinya ketujuh unsur ini dapat ditemukan pada semua
kebudayaan bangsa di dunia yaitu:
· System religi
· System pengetahuan
· System mata pencaharian
hidup
· Sistem peralatan hidup
atau teknologi
· Organisasi kemasyarakatan
· Bahasa
· Kesenian
Tiap-tiap unsur kebudayaan ini dapat diperinci menjadi unsure-unsur yang lebih kecil hingga beerapa kali. Dengan metode Raplh Linton pemerinci dapat dilakukan hingga empat kali. Karena serupa dengan kebudayaan dalam keseluruhan setiap unsure kebudayaan universal itu juga mempunyai tiga wujud Yaitu wujud system budaya, wujud sistem sosial dan wujud kebudayaan fisik sehingga pemerincian dari ketujuh unsure tersebut masing-masing harus juga dilakukan mngenai ketiga wujud tersebut.
Wujud system dari unsur kebudayaan universal berupa adat dan pada tahap pertamanya adat dapat diperinci lagi menjadi beberapa kompleks budaya. Kompleks budaya dapat diperinci lagi menjadi tema budaya. Akhirnya pada tahap ketiga tiap tema budaya dapat diperinci dalam gagasan.
Sumber:
Konsep Budaya Dasar Dalam Kesustraan
Kesusastraan biasanya dihubungkan dengan sastra dan seni. Sastra
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti “teks yang
mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti
“instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan
untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki
arti atau keindahan tertentu.
Sedangkan
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu
merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari
ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu
yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni
sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing
individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau
kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih
medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Suatu
set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi
lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau
perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian,
banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa
garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme
dan bentuk (seperti bakung yang bermakna kematian dan mawar merah yang berarti
cinta)
Di
zaman sekarang, sastra sudah menjadi karya seni yang begitu banyak digunakan
orang sebagai media penyaluran ekpresi mereka. contohnya antara lain : Novel,
Cerita/cerpen (tertulis/lisan), Syair, Pantun, Sandiwara/drama,
Lukisan/kaligrafi, dan lain-lain. selain penyalur bakat dan ekpresi seni
seorang manusia, sastra juga berfungsi sebagai suatu teknik berkomunikasi
antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. seperti tradisi budaya
Betawi yang mewajibkan untuk berpantun sebagai kata sambutan antar mempelai
disaat mereka menikah.
Hubungan
sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang
sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu
komunikasi yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa
seni. jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka. jika manusia
tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. maka akan menggangu kejiwaan
atau psikologis manusia tersebut.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar